desiran ombak air laut yang akan pasang
dan juga ranting-ranting pohon
yang mulai bertembang.
Ibu Pertiwi ini, ada beribu-ribu
pulau yang membentang dari Pulau
sabang hingga ke ujung merauke,
ada pula sungai-sungai yang
memanjang dari perkotaan hingga
pedesaan, dan berhenti di tanah surga.
Betapa eloknya panorama pagi ini
ada sang raja rimba yang mulai
mengaum di temani para merpati yang
riang berdansa di puncak pegunungan.
Tanah-tanah yang dulu masih hijau
yang disekelilingi pohon-pohon kehidupan
sekarang tumbang dan diratakan dengan rumah,
Apakah Tuhan salah? jika Memarahimu
lewat kekeringan dan kebakaran yang
kerap terjadi dimana-mana.
Sampah-sampah yang menumpuk
sisa-sisa kotoran yang membusuk
Kau biar saja mengayun-ayun
di air yang tak berdosa, Apakah
Tuhan salah? jika mengingatkanmu
lewat banjir yang setiap musim
hujannya terjadi banjir bandang
dan menyembunyikan rumah-rumah mewah mu.
Langkahmu semakin lama semakin tak berarah
makin hari onarmu terus menjadi-jadi,
Saudara-Saudara mu bertambah hari
selalu meregang nyawa sebab ulahmu jua
yang tak ingat akan kesehatan,
virus-virus dan bakteri berbahaya
setiap hari Kau biarkan hinggap di dalam
tanaman hingga menular ke tubuh mu sendiri,
sifatmu yang amat serakah dengan alam
terus saja merambah tanpa ada kata penyesalan.
Akankah Ibu Pertiwi menangis terus
saat hari sudah tua dan senja ,
padahal generasi penerusmu tengah
menanti hasil alam yang kini
Kau laksanakan, bila alam telah
fana , apa yang harus Kau buat?
cepatlah kembali dan benahi
alam mu sebelum kerusakan terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar