tanpa kehadiran Seorang Ibu,
nasibku semakin menggerutu
menghadapi perlakuan Ibu tiriku.
Sungguh kejam.......kejamnya
perlakuan Ibu tiriku padaku
tak dapat Aku berdiri karena
tertancap hamparan duri
yang menyusuk dalam batinku.
Laksana Ibu Ratu.......Ibu tiriku
menyiksa dan memperbudakkanku
setiap hari kuteteskan air mata ,
karena menerima pedihnya jiwa
yang ternodai duka dan lara.
Untuk apa Aku menangis
kalau ternyata semua ini
sudah menjadi tabir kehidupanku.
Kudengarkan berbagai cercaan
dan cobaan menerpa diriku
tak kuhiraukan rintangan melintang
yang datang tuk menemaniku.
Mungkin inilah nasibku
inilah suratan takdirku
dan garis kehidupanku,
tapi Aku takkan menyerah
dan menangis karena menerima
berbagai noda jiwa dan
pedihnya hidupku ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar