Selasa, 26 Mei 2015

Nyanyian wanita tuna susila

Tidak ada dewa yang tertinggal
dalam hamparan rawa-rawa ini,
hanya gagak yang mengakak malam hari,
Dewa telah tertelan rawa ini dan
termakan ular yang mendesir kegelisahan
lalu bernostalgia dengan wanita tuna susila.

Tidak ada lagi pakaian yang suci
melainkan hasrat yang begitu membara
dan tawa yang begitu menggelora asmara,
malam ini dunia seakan tersenyum
karena dua sejoli sedang bermesra
dan asyik dengan rayuan cinta.

Bumi ini seakan hanya milik wanita
yang selalu memikat hati kaum pria,
kedalam rawa-rawa ini tempat dewa bermesum
dan wanita untuk membunuh kebencian
dan meninggalkan sunyinya malam hari.

Tuhan berikanlah dia kesadaran agar
Suaminya bisa pulang bekerja tanpa
harus ia menjualkan harga dirinya,
Anak-anaknya membutukan uang dan makan
bila merasa lapar dan kelelahan,
Anak-anaknya juga perlu kasih sayang
bila merasa rindu dan sedang kesakitan.

Saat orang lain pergi untuk berpesta
dengan anak dan juga istrinya tapi,
mengapa wanita itu harus menangis
bukan uang yang menjadikan pelampiasan
tapi, dengan kasih sayang dan kebersamaan
wanita bekerja dengan semampu tenaganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Banyu Tresna

Banyu Tresna Karya : Moch.Farid Cahya Hendrawan Ana sawijining tresna tresna suci kang tak rangkep kelawan dedonga lan tetul...