Sabtu, 19 November 2016

Nyanyian Pertiwi (2)


Betapa rindangnya cemara-cemara
Menjulang tinggi mendaki ke puncak
Gunung meraba-raba kumbang
Menghisap sari-sari rintisan kehidupan,
Nan kemilau bertabir asmara
Meronta-ronta menyelundupkan nafas
Bagi cemara , kenari, dan harimau.
Tercetak ukiran lukisan pamflet
Penuh cerita dan sengsara mendayung
Menyandarkan tubuhnya yang lemas,
Angin dan hujan saling berhimpitan
Mendekati awan, gemuruh hujan serta badai
Menyerukan keindahan alam.

Tidak ada lagi melodi untuk dihafal
Tidak ada lagi lirik-lirik yang dibaca
Tidak ada lagi irama-irama menyanyi,
Rumah mereka tergusur berpindah
Ke lain-lain tempat seperti Musafir
Yang tak tahu kemana ia berkelana.
Ranting-ranting pohon terjatuh
Batangnya pula turut ditebang
Bahkan sampai akarnya pun ikut dicabut,
Diambil semua sebab khawatir, cemas,
Bila suatu saat akan tumbuh lagi,
Tiada lagi tempat tuk berpijakdan berteduh
Dari deraian hujan juga sengatan matahari
Semuanya pergi dan tak lekas kembali.
Puntung-puntung  rokok terbakar
Sembarangan tergeletak diberbagai
Jalanan-jalanan setapak,
Lucunya lagi
Mereka tak risau akan adanya hukum
Di Negara ini, seolah-olah perbuatan
Itu menjadi budaya, tapi buktinya malah
Membuat semuanya jadi nelangsa.

Daun-daun barulah nampak menghijau
Bunga-bunga barulah memunculkan kuntum
Buah-buah baru juga akan ranum,
Mereka hangus dan lenyap termakan si jago
Merah yang dipicunya dari amarah manusia
Yang tamak dan serakah.

Sifat-sifatnya
Yang tamak , rakus, dan khianat
Menuntunnya ke pintu-pintu maksiat,
Perilaku-perilakunya
Yang sombong, keras kepala, dan egois
Mengajaknya berperilaku sadis.
Mengapa ini harus terjadi
Kurang puaskah selama ini semua
Anugerah yang diberikan Illahi,
Masih belum layaklah
Apartemen, villa, dan rumah mewah
Yang sekarang masih Engkau huni.

Rumahmu adalah bangunan yang berdinding
Berpintu, berjendela, dan beratap rapat,
Tapi kenapa yang hanya menempel
Didahan dan ranting pepohonan
Engkau usik ketenangan dirinya.

Masih minimkah sarana hidup yang Kau punya?
Sedangkan kenari dan merpati yang menyanyi di
Alam-alam yang bebas harus jauh berpisah dari asal
Asli habitatnya,
Alas tidurmu spring bed, selimut hangat, dan bantal
Empuk namun mereka yang beralaskan
Batang dan daun pohon Kau rampas
Segala kebahagiaan mereka.

Sadarkanlah jiwamu!
Engkau di ciptakan Tuhan dimuka bumi
Bukan untuk saling menghancurkan alam,
Serta seluruh isinya tapi untuk
Menjadi pembuat kekal alam semesta.

Apakah Engkau tega?
Melihat nasib Bangsa ini berlinang air mata
Merengek memandangi fakta yang terihat
Fana didepan kedua mata,
Benahilah kondisi alammu saat ini ! ,
Sebelum alam yang akan membenahi Jiwa
Dan Ragamu.

Terbit :

                Sabtu, 08 Oktober 2016.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Banyu Tresna

Banyu Tresna Karya : Moch.Farid Cahya Hendrawan Ana sawijining tresna tresna suci kang tak rangkep kelawan dedonga lan tetul...